Lagu ini menjadi lagu yang selalu saya dengar ketika masih
berseragam putih abu-abu, dan masih berumur 19
tahun. Umur dimana ketika hasrat yang haus akan pengetahuan-apapun itu-
sedang menggebu-gebu dan tidak terbendung. Hasrat saya akan pengetahuan tertuju
pada sebuah lagu dari band asal sheffield, inggris, Arctic monkeys. Saya memang
selalu tertarik dengan lagu yang mempunyai judul yang tidak biasa, dalam
artian, kata dalam bahasa inggris yang jarang kita temui dimana mana, dan Mardy
Bum adalah salah satu judul lagu yang menurut saya terdengar aneh (bahkan
sangat aneh) karena saya benar-benar tidak menemukan penjelasan yang jelas
tentang apa arti kata dari judul tersebut.
Setelah penasaran dengan judulnya, saya penasaran dengan
musik dan tentu saja liriknya. Oh, iya, saya termasuk salah satu dari sekian
banyak orang yang peduli akan lirik dari sebuah lagu. Kemudian terputarlah
Mardy Bum dengan musiknya yang menurut saya lucu, kemudian setelah beberapa
kali dengar, saya mencoba mencari
liriknya dengan bantuan internet dari warnet terdekat. (tahun 2006 adalah tahun
dimana warnet menjadi pelarian dari dunia nyata, yang menyediakan hampir semua
pengetahuan musik yang bisa dijadikan pegangan, dan karena masih jarang setiap
rumah mempunyai akses internet, dan apabila punya, pasti koneksinya tidak
secepat warnet, hehehe).
Mencari lirik dari sebuah lagu menurut saya adalah sebuah
perjuangan yang menyenangkan, dimana kegiatan ini sudah menjadi rutinitas saya
sepulang sekolah dulu. Harus berebutan bilik di warnet kesayangan, dan tentu
saja saya harus menyisihkan sedikit uang jajan untuk membayar warnet. Lalu
ketika saya sudah mendapatkan lirik mardy bum, rasa penasaran saya berubah
menjadi rasa kagum yang luar biasa. Saya selalu tersenyum ketika membaca lagi
liriknya yang menurut saya sangat tidak biasa bila dibandingakn band-band lain
yang pernah saya dengar. Saya juga baru mengetahui bahwa Mardy Bum adalah salah
satu lagu cinta yang manis dari keseluruhan lagu yang ada
di album full pertama mereka.
Menurut saya Mardy Bum adalah cerita sederhana sebuah
hubungan percintaan yang sudah tidak romantis. Berbeda dengan lagu cinta dari
band-band lain yang saya dengar pada masa itu, Alex turner bisa membuat lirik
yang sebenarnya sederhana tapi terdengar manis tanpa ada kata-kata “i love
you”, “i need you”, dan “c’mon baby” pada lirik
“Oh there's a very pleasant side to you a side I much prefer, It's one
that laughs and jokes around”, kemudian muncul kata-kata manis “Remember
cuddles in the kitchen Yeah, to get things off the ground” lalu setelah
itu “And
it was up, up and away, Oh, but it's right hard to remember, that on a day like
today when you're all argumentative and you've got the face on” ketika diantara mereka tidak menemukan cara
untuk romantis lagi. ketika kita marah dengan hal-hal kecil yang sebenarnya
bisa untuk dimaafkan, Ketika hanya ada perdebatan yang tidak selesai, ketika
perbincangan ringan kemudian menjadi sebuah pertengkaran yang tidak akan pernah
ada habisnya, dan masing2 sudah merasa
muak, “Yeah I'm sorry I was late well I missed the train and then the traffic
was a state and I can't be arsed to carry on in this debate That reoccurs, oh
when you say I don't care, well of course I do, yeah I clearly do!”
Tapi alex tidak membiarkan masalah ini terus-menerus, dia
mencoba untuk “membujuk” ketika dia mengulang lagi bagian refrain tapi dengan
sedikit penekanan “Can't we laugh and joke around?? Remember cuddles in the kitchen, yeah,
to get things off the ground” tapi sampai pada akhir lagu atau, pada refrain
terakhir pun, mereka berdua tidak menemukan kata sepakat untuk berbaikan.

Alex bercerita dengan sedikit intonasi yang
tidak kasat telinga menurut saya, (hahaha saya barusan membuat istilah sendiri :p). Ketika dia memberikan tambahan “can’t we...?” “It's
one that...” “so..” di setiap refrain
yang menurut saya, jarang dilakukan oleh seorang penulis lagu yang mempunyai
lirik yang bercerita. Kata kata “remember cuddles in the kitchen” adalah
pemilihan kata yang benar-benar menyentuh ketika sepasang kekasih, mungkin
sedang berpelukan ketika sedang membuat teh atau kopi yang akan dinikmati
bersama. Ketika sisi romantis yang muncul di dapur yang menurut saya, sangat
sederhana untuk pemilihan kata disebuah lagu yang romantis yang mungkin tidak
ditemukan pada lagu lain. Dapur, tempat paling belakang disetiap rumah, kadang menyimpan sisi romantis.
Lirik romantis yang sederhana tapi dibungkus dengan pilihan kata
dan pemilihan intonasi yang sudah saya bilang tadi, “tidak kasat telinga” (hahaha) membuat lagu
ini menjadi spesial menurut saya untuk sebuah lagu yang romantis. Banyak lagu
romantis yang saya dengar ketika masih bersekolah dulu, tapi tidak ada yang
sesederhana Mardy Bum ketika ia berbicara tentang sebuah hubungan yang sudah
tidak harmonis lagi.
Sampai sekarang, saya selalu tersenyum setiap mendengar lagu
ini, lagu yang mungkin bisa membuat kita berpikir akan kenangan dan tidak
bertindak bodoh untuk marah akan sesuatu yang kecil dan sederhana.